Minggu, 20 Desember 2015

3. Telaah Kurikulum (Kurikulum Seni Budaya)

3. Telaah Kurikulum (Kurikulum Seni Budaya)



Kurikulum Seni Budaya
Telaah Kurikulum (Tugas 3)
Sesorang berhak memiliki pendidikan, baik pendidikan dari orang tua, guru maupu masyarakat. Karena pendidikan merupakan suatu harapan yang sangat berharga dan dibutuhkan untuk memainkan peranan yang sangat fundamental untuk meraih cita-cita suatu bangsa dan Negara.  Kurikulum dalam pendidikan sangat dibuhkan karena kurikulum diibaratkan sebagai jantungnya suatu pendidikan. Sebagaimana telah di jelaskan tentang kurikulum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan kurikulum  dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam pasal 37 ayat 1 disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menegah wajib memuat : (a) pendidikan agama, (b) pendidikan ke-warganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan social, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Dalam peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 6 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, mata pelajaran seni budaya tercakup dalam kelompok mata pelajaran estetika. Pada prinsipnya semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Segala kegiatan yang bertujuan untuk mendidik siswa yaitu berupa mata pelajaran. Mata pelajaran yang memberikan pengalaman yaitu berupa pengembangan, keterampilan dan sikap yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. Siswa di kondisika untuk mengapresiasi, berkreasi dan melakukan gegala macam keterampilan untuk memecahkan permasalahan dengan baik. Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan disekolah. Seni Budaya merupakan pelajaran yang berupa life skill, siswa dapat memperoleh manfaat dari mata pelajaran seni budaya dan manfaat yang diperoleh dapat menghasilkan hikmah seperti halnya menghasilkan produk/karya yang dibuat oleh siswa sendiri.  Siswa akan merasa lebih puas dengan hasil pengalaman estetis dengan berkarya.
Dalam konteks pendidikan seni penjabaran konsep BDAE1 akan menjadi pencapaian kompetesi kemampuan merasakan estetika tari , estetika rupa ( termasuk desain dan kria), estetika music, estetika teater, estetika sinema/multi-media.
  1. Konsep pengembangan kurikulum
1.      Prinsip pendidikan kesenian.
Dalam prinsip seni ini dimulai dengan garis subtansi :
a.       Subtansi ekspresi, bidang latihnya: melukis, mematung menyusun benda-benda limbah,  menyanyi, dan bermain music yang bebas sesuai dengan kaidah seni.
b.      Subtansi kreasi, diartikan penciptaan adalah membuat rancangan reklame atau slogan bergambar, menerjemagkan wacana, mendaya-gunakan limbah menjadi bemda pakai (kursi, meja dst) yang banyak menuntut ide dan kelayakan tampilnya, sama halnya dengan bidang penciptaan dan aransemen lagu.
c.       Subtansi keterampilan, yang menitik beratkan kemampuan teknis dan kerajinanya sehingga bersifat reproduktif atau kemampuan melipat gandakan karya dengan tepat dan cepat. Misalnya kerajinan tangan, mengayam, mengukir. Dalam bidang music dengan teknik men yanyi dan bermain musik.
Pentingnya pendidikan kesenian:
Pendidikan
Kesenian
Cipta
Kreativitas mencipta, menuangkan ide, imajinasi dan gagasan
Rasa
Mengamati, merasakan dan mengapresiasi objek baik fisik gerak maupun makna bentuk objek
Karsa
Keterampilan
2.      Fungsi pendidikan kesenian
Mata pelajaran kesenian lebih bersifat membantu secara tidak langsung terhadap kebutuhan hidup manusia. Secara tidak sadar telah ditemukan tingkat apresiasi terhadap segala hasil tingkah laku manusia. Dalam art and Everyday Life diungkapkan bahwa pelajaran kesenian mempunyai kolerasi dengan mata pelajaran lain.dari kepustakaan kesenian berfungsi sebagai transfer of learning dan transfer of value dari disiplin ilmu lain.
3.      Manfaat seni budaya dalam pendidikan
Manfaat seni dalam pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut: (a) seni membantu pertumbuhan anak, (b) seni membina perkembangan estetik, (c)  seni  membantu menyempurnakan kehidupan (A Y. Soeharto, 1977)
4.      Tujuan pendidikan kesenian
Kesenian Budaya di Indonesia saat ini diklasifikasikan menjadi dua bagian:
1.      Pendidikan Vokasional, yang sering disebut sebagai sekolah kejuaruan seni  dan keterampian menitik beratkan lulusan sebagai : Seniman,juru, tenaga ahli tingkat dasar atau pengelolah.
2.      Pendidikan Avokasional, yaitu seni budaya yang menitik beratkan seni sebagai media pendidik , seni sebagai bagian intelegal dari keseluruhan pendidikan.antara lain sebagai pembinaan pakir, rasa, serta keterampilan . jenis ini yang dilaksanakan disekolah umum ( non kejuruan).
Tujuan seni budaya menurut beberapa para ahli
Sawyer dan Italo d Francisco mengidentifikasi seni budaya sebagai  berikut: Art education is generously, available for all the children of all the people. Art education has a major responsibility to develop individual creative potential through experience with art, personal visual expression possessing qualities of art and ultimately an aesthetic attitude toward art in the individual's environment and in heritage. Art education should foster in the individual visual aesthetic qualities in response to art in living in relation to his personal needs and to his social group. Art education should recur in atmosphere creative-evaluative reflection and processes, within which individual has opportunity to formulate visual expressions in relation to his own ideas, at the same time recognizing that the boundaries of his freedom are established by the rights of his fellows.
Earl W Linderman mengemukakan Art is to develop skills of art materials through experimentation, manipulation, and practice. Art is a way to enrich critical appreciation of artists, art works, and aesthetic forms. Art is a way to become a creative person. Art is a way to become a flexible, confident person through telling and saying your ideas in a visual language. Art is a way to clarify and fix ideas in the mind through visual reiteration, by strengthening what has been learned about something.
Adjad Sakri  mengemukakan, melatih mata untuk dapat melihat bentuk rupa dengan cermat; melatih tangan agar terampil menggambar; menumbuhkan perasaan keindahan; melatih membentuk tanggapan (gambaran) yang jelas dalam otak (Sanggar Melati Suci, 1994:15)
Soedarso mengemukakan bahwa tujuan seni budaya rupa adalah: mengembangkan sensitifitas dan kreatifitas; memberikan fasilitas kepada anak untuk dapat berekspresi lewat seni rupa; memperlengkapi anak dalam membentuk pribadinya yang sempurna agar dapat dengan penuh berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat (membentuk anak yang harmonis). (1974 :19)
Tujuan diatas menunjukkan bahwa seni rupa sangat penting untuk mengembangan kreatifitas anak, melalui perasaan, imajinasi seorang anak dengan dibentuk sebuah gambar pada kertas, maupun bahan lainnya yang dilatih menggunakan tangan.
Inti pendidikan lewat seni adalah menarik seni sebagai alat untuk emnegembangkan fungsi-fungsi jiwa seperti cipta, rasa, dan karsa (istilah Ki Hajar Dewantara) istilah garis besarperan pensisikn kesenian dalam konstelasi kurikulum pendidikan adalah
·         Seni sebagai Bahasa Visual
Anak pada usia SD dalam kehidupannya sangat dekat dengan berkarya seni. Hampir bisa dikatakan bahwa perilaku anak dekat dengan kegiatan berkesenian; tiada hari tanpa berseni. Berseni merupakan, kebutuhan anak dalam: mengutarakan pendapat, berkhayal-berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk yang ada di sekitar anak, merasakan: kegembiraan, kesedihan, dan rasa keagamaan.
Dalam Konteks seni berperan mengemukakan pendapat, tampak ketika anak menyanyi atau menari ataupun menggambar bertema maupun tanpa tema. Karya seni mereka berikan tema Sesuai dengan keinginan pada saat itu; ketika anak membayangkan nikmatnya berada dalam ban-ban ibu, dan ibu menimangnya sambil menyanyikan lagu akan kembali muncul dalam bentuk gambar seorang perempuan dan kain. Ungkapan itu juga dapat berupa celotehan suaran menyanyi dan menirukan orang sedang menimang boneka.
Adapun anak yang menggambar ekspresi wajah boneka atau sebagai dirinya yang sedih, senang, dan tertawa dan lain sebagainya, gambar tersebut menggambarkan bahwa anak sedang dalam keadaan suasana apa yang digambarkan, walaupun gambar yang digambar tidak tanpak sebenarnya. Itulah yang menggambarkan bahwa seni adalah bahasa visual yang ditangkap anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya dengan. Objek apapun yang digambar oleh anak dengan bentuk
·         Seni Membantu Pertumbuhan Mental
Hal ini seiring dengan perkembangan nalar pada diri anak. Bagi anak yang mempunyai perkembangan berbeda, dimana fungsi nalar sudah berkembang lebih cepat dari pada ekspresinya, maka peristiwa tersebut berpengaruh juga dalam gambar. Beberapa figur akan diungkapkan berbeda dengan anak yang lain artinya, anak di suatu tempat tidak akan sama dengan yang lain
·         Seni Membantu Belajar Bidang yang Lain.
Dalam mendidik dan membimbing anak diperlukan pengembangan kecerdasan, yang berupa: lingusitik (bahasa), matematika, visual / spasial, kinestetik / perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal maupun intuisi. Hakikat Belajar Seni Sasaran Pembinaan Kreativitas mencipta, menuangkan ide, imajinasi dan gagasan Cipta Mengamati, merasakan dan mengapresiasi obyek baik fisik, gerak maupun makna bentuk obyek Rasa Berkarya dengan baik, tepat bentuk, maupun keterampilan mencipta sehingga tumbuh minat menguasai teknik karsa.
·         Seni Sebagai Media Pendidikan.
Dalam dunia seni khususnya seni rupa anak, anak masih dipandang sebagai sosok seniman dan karyanya dianggap sebagai karya seni rupa selayaknya pelukis besar. Pandangan ini memberikan hasil negatif terhadap perkembangan pendidikan bagi anak, karena seni budaya untuk anak disamakan dengan seni budayaman. Pandangan yang keliru adalah seni budaya mempersyaratkan bakat (talenta) oleh karenanya memperlakukan tindakan khusus.
  1. Muatan kurikulum kesenian
Kurikulum pendidikan kesenian dirancang sebagai apresiasi, dan kreasi yang di dalamnya terintegrasi dengan aspek konsepsi sebagai suatu kesatuan yang menyatu dalam pembelajaran. Pada bagian pendahuluan Seni budaya sebagai mata pelajaran di sekolah diberikan atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

1. Pendidikan kesenian memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual adalah mengembangkan kemampuan mengekspresikan dengan berbagai cara dan media, seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional adalah mengembangkan kompetensi meliputi persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak sebelah kanan dan kiri, dengan cara memadukan secara harmonis unsur-unsur logika, kihestetik etika, dan estetika. Sifat multikultural mengandung makna seni budaya menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keragaman budaya Nusantara dan mancanegara sebagai wujud pembentukan sikap menghargai, bertoleransi, demokratis, beradab, serta mampu hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
2. Seni budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis
dalam logika, rasa estetis dan artistiknya, serta etikanya dengan memperhatikan
kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan emosional (EQ),
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan adversitas (AQ) dan kreativitas (CQ), serta
kecerdasan spiritual dan moral (SO) dengan cara mempelajari elemen-elemen,
prinsip-prinsip, proses dan teknik berkarya sesuai dengan nilai-nilai budaya dan keindahan serta sesuai dengan konteks sosial budaya masyarakat sebagai sarana untuk menumbuhkan sikap saling memahami, menghargai, dan menghormati.
3. Seni budaya memiliki peranan dalam pengembangan kreativitas, kepekaan rasa dan inderawi, serta kemampuan berkesenian melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni.
4. Bidang-bidang seni seperti musik, tari, teater, rupa, dan media memiliki kekhasan
tersendiri berdasarkan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pembelajaran mata
pelajaran seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut
yang tertuang dalam gagasangagasan keterampilanlkeahlian proses kreasi seni
serta mengapresiasikan seni dengan cara mengilustrasikan pengalaman pribadi,
mengeksplorasi (menggali). rasa, melakukan pengamatan dan penelitian
(mempelajari) atas elemen, prinsip, proses dan teknik berkarya yang dikaitkan
dengan nilai-nilai budaya serta keindahan dalam masyarakat yang beragam.
Sumber
Materi Perkuliahan Perkembangan Peserta Didik oleh Dosen Drs. Jajang Suryana M,Sn.
Diah Hariyanti.2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Seni Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar