Kurikulum
2006 (KTSP)
Mata Pelajaran Seni Rupa
SMP Kelas VII
Semester 1 dan 2
Oleh :
Putu Ari Widana
I Kadek Budiana
Cadex Agus Arya Gunawan
Pt Sumerta Adi Putra
Fitri Ayu Nurjannatin
Komang Marta Wira Miharja
JURUSAN
PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
Pada
bidang studi Seni Budaya dan Keterampilan berbasis kurikulum 2006 (KTSP) SMP
kelas VII semester 1 dan 2 terdapat beberapa materi pokok diantaranya Seni Rupa, Seni Music, Seni Tari, Dan Seni
Teater /Sastra/Drama. Dalam kesempatan kali ini kami akan menjelaskan
kurikulum seni budaya dan keterampilan
hanya pada bidang seni rupa.
Untuk
Kurikulum 2006 (KTSP) Mata Pelajaran Seni Rupa SMP
Kelas VII Semester 1 dan 2, adapun
langkah-langkah pembahasan yaitu:
1.
Jenis dan bentuk kegiatan
2.
Cara melaksanakan
3.
Metode pembelajaran
4.
Indikator utama
5.
Persentase local, nasional dan
internasional.
Jenis
dan bentuk kegiatan
Untuk
melihat jenis dan bentuk kegiatan Kurikulum 2006 (KTSP) Mata Pelajaran Seni Rupa SMP
Kelas VII Semester 1 dan 2, dengan
melihat standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran. Dalam
pembahasan kurikulum SMP, mencontohkan kurikulum dari sekolah SMP Muhammadiyah 2 Singaraja.
Sekolah :
SMP Muhammadiyah 2 Singaraja
Kelas / Semester :
VII / 1
Mata Pelajaraan :
Seni Budaya ( Seni Rupa)
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Tujuan
|
Mengapresiasi
Karya Seni Rupa
|
1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah
setempat
|
·
Pengertian seni , cabang-cabang seni, unsur-unsur seni, sifat dasar seni
secara umum.
·
Beragam jenis, bentuk, teknik pembuatan dan fungsi karya seni rupa
terapan daerah setempat
|
·
Membaca referensi tentang seni rupa daerah setempat
·
Mengklasifikasi seni rupa terapan daerah setempat
|
· Siswa mampu mengidentifikasi karya seni rupa terapan
daerah setepat
· Siswa mampu mengidentifikasi beragam jenis, bentuk,
teknik pembuatan, fungsi dan makna pada karya seni rupa terapan daerah
setempat.
|
2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan
gagasan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
|
· Mendiskusikan keragaman jenis, bentuk , fungsi dan makna karya seni rupa terapan daerah
setempat
· Menulis hasil diskusi tentang tanggapan terhadap
keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
· Mempresentasikan hasil diskusi
|
· Mendiskusikan keragaman jenis, bentuk , fungsi dan makna karya seni rupa terapan daerah
setempat
· Menulis hasil diskusi tentang tanggapan terhadap
keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
· Mempresentasikan hasil diskusi
|
· Siswa mampu mendeskripsikan beragam fungsi bentuk dan
makna pada keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
· Siswa mampu membuat tanggapan tertulis tentang
keunikan karya seni rupa terapan
daerah setempat
|
|
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
|
1. Menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa
terapan tiga dimensi dari daerah setempat
|
· Gambar bentuk benda kubistis dan silindris (teknik
perspektif, teknik arsir, komposisi, gelap terang) penggunaan media dalam
menggambar bentuk karya seni rupa daerah setempat
|
· Membaca referensi
· Membuat gambar bentuk benda kubistis dan silindris
karya seni rupa daerah setempat
|
· Siswa
mampu membuat sketsa gambar benda silindris dan kubistis
· Siswa
mampu membuat gambar benda kubistis dan silindris dari karya seni rupa
terapan daerah setempat
|
2. Merancang karya seni
kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat
|
· Karya seni rupa daerah setempat meliputi: pengertian
benda pakai,benda hias antara lain dari segi motif, corak, teknik dan sebagainya
|
· Membuat desain karya seni kriya untuk benda pakai
dengan teknik dan corak daerah setempat
· Membuat ukuran
pada disain , menentukan bahan dan teknik pembuatannya
|
·
Siswa mampu membuat disain benda pakai dengan teknik dan corak daerah
setempat
·
Siswa mampu menentukan ukuran, bahan dan teknik pembuatan benda pakai
|
|
3. Membuat karya seni
kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat
|
· Teknik-teknik pembuatan benda pakai
· Corak-corak ragam hias daerah setempat
|
· Membuat benda pakai dengan teknik dan corak daerah
setempat
· Membuat hiasan
pada benda pakai
|
·
Membuat benda pakai dengan memanfaatkan teknik seni kriya daerah setempat.
·
Membuat hiasan pada benda pakai
dengan corak seni rupa daerah setempat
|
Sekolah :
SMP Muhammadiyah 2 Singaraja
Kelas / Semester :
VII / 2
Mata Pelajaraan :
Seni Budaya ( Seni Rupa)
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Tujuan
|
Mengapresiasi
Karya Seni Rupa
|
1.
Mengindentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah setempat
|
·
Karya seni rupa terapan daerah setempat
|
· Mengumpulkan data berupa gambar contoh karya seni rupa
terapan daerah setempat
|
·
Mengidentifikasi karya seni rupa
terapan daerah setempat.
·
Mendiskripsikan karya seni rupa terapan daerah setempat berdasarkan teknik pembuatannya
|
2. Menampilkan sikap
apresiatif terhadap keunikan gagasan teknik karya seni rupa terapan daerah
setempat
|
·
Apresiasi karya seni rupa terapan daerah setempat
|
· Membuat kliping tentang karya seni rupa terapan daerah
setempat
|
·
Membuat tanggapan tertulis dalam bentuk kliping
tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
|
|
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
|
1.
Menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa terapan tiga dimensi
dari daerah setempat
|
·
Macam-macam jenis, bentuk, dan karakter hasil karya seni rupa terapan
tiga dimensi daerah setempat
·
Bentuk-bentukTopeng
|
· Mengamati contoh-contoh karya seni rupa terapan tiga
dimensi daerah setempat
· Membuat gambar bentuk topeng
|
·
Membuat sketsa gambar topeng
·
Menggambar bentuk topeng dari daerah setempat
|
2. Membuat karya seni kriya dengan teknik dan
corak daerah setempat
|
·
Teknik pembuatan topeng
·
Corak ragam hias topeng dari daerah setempat
|
· Membuat topeng dengan teknik dan corak daerah setempat
|
· Membuat topeng dengan teknik dan corak daerah setempat
|
Cara
melaksanakan
Cara
pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran seni budaya untuk seni rupa adalah
Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1.
kegiatan pendahuluan
a) Apersepsi
Menurut
kamus besar bahasa indonesia yang dimaksud apersepsi adalah pengamatan secara
sadar (penghayatan) dalam segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang
menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru. Misalnya Guru Menyampaikan kompetensi dasar yang akan
dicapai, atau Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang akan
disajiakan.
b) Motivasi
Menurut Martinis Yamin, Motivasi adalah
daya penggerak psikis dari dalam diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan
pengalaman. Misalnya Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa terkait dengan
materi , konsep seni , dan menyampaikan manfaat pembelajaran.
2.
Kegiatan inti
§ Eksplorasi
Secara harafiah, eksplorasi berarti (1)
penyelidikan,penjajakan, penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak (Tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang
terdapat di tempat itu.(2) kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru
dari situasi yang baru (KBBI, 2008:379).
§ Elaborasi
Elaborasi berarti penggarapan secara
tekun dan cermat (KBBI, 2008 :387). Maka dalam suatu kegiatan pembelajaran,
elaborasi kegiatan dimana siswa mengerjakan suatu tes secara cermat atau siswa
menyimpulkan suatu konsep ilmu (Hasil Eksplorasi) secara cermat.
§ Konfirmasi
Konfirmasi diartikan sebagai pembenaran,
penegasan dan pengesahan (KBBI, 2008 :746). Dalam pembelajaran, konfirmasi adalah
penegasan kebenaran tentang suatu konsep berdasarkan rujukan resmi. Misalnya,
menegaskan konsep yang disampaikan leh siswa dengan buku pelajaran yang resmi.
3.
Kegiatan Penutup
Adalah
kegiatan yang dilakukan guru untuk menutup
kegiatan inti pembelajan . sebelum menutup kegiatan pembelajaran
biasanya guru merangkum materi pelajaran yang telah disampaikan, mengajukan
pertanyaan dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, menyimpulkan,
memberikan tugas atau tes pada siswa dan melakukan penilaian/refleksi.
Metode
pembelajaran
1. Metode
CTL ( Constextual Teaching and Learning)
Sebuah kelas dikatakan menggunakan
pendekatan CTL jika menetapkan ketujyh prinsip tersebut dalalm pembelajarannya.
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas
yang bagaimanapun keadaanya (Depdiknas, 2002)
Secara garis besar langkah-langkah
penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut :
1.
Kontruktivisme ( Contruktivism),
kembangkan pemilkiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan car
tersendiri, dan mengkrontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.
Inkuiri (inquiry), laksanakan sejauh
mungkin inkuiri utuk semua topuk.
3.
Bertanya (Questioning), kembangkan sifat
ingin tahu siswa dengan bertanya.
4.
Masyarakat Belajar ( Learning
Community), ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelmpok-kelompok).
5.
Pemodelan ( modeling), hadirkan model
sebagai contoh pemodelan.
6.
Refleksi ( Reflection), lakukan refleksi
di akhir pertemuan
7.
Petemuan sebenarnya (Aubentic Assement),
lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Indikator
utama
Untuk
mengetahui indicator utama yang dicapai mata pelajaran seni budaya khususnya materi pokok untuk seni rupa yaitu
melalui teori, praktek, apresiasi.
Teori
dalam kegiatan pembelajaran
1.
Memberi penjelasan tentang seni rupa secara umum baik dari Pengertian
seni , cabang cabang seni, unsur-unsur seni, sifat dasar seni secara umum.
2.
Sebelum melakukan kegiatan praktek,
siswa sebelumnya harus mengetahui beragam
jenis, bentuk, teknik pembuatan dan fungsi karya seni rupa terapan daerah dari
teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media
pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat.
3.
Sebelum
melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi gambar bentuk benda
kubistis dan silindris (teknik perspektif, teknik arsir, komposisi, gelap
terang) penggunaan media dalam menggambar bentuk karya seni rupa daerah
setempat dari teori materi
yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media pembelajaran lainnya
sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat
4.
Sebelum
melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi Karya seni rupa
daerah setempat meliputi: pengertian benda pakai,benda hias antara lain dari
segi motif, corak, teknik dan sebagainya dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku
paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah
setempat
5.
Sebelum
melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi dan
mengidentifikasi Teknik-teknik
pembuatan benda pakai dan Corak-corak
ragam hias daerah setempat sebagainya dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku
paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah
setempat
6.
Sebelum
melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi dan
mengidentifikasi Macam-macam jenis,
bentuk, dan karakter hasil karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat
dan menganal Bentuk-bentukTopeng
dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media
pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat
7.
Sebelum
melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi dan
mengidentifikasi teknik pembuatan
topeng corak
ragam hias topeng dari daerah setempat dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media
pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat
Praktek
dalam kegiatan pembelajaran
1.
Mendiskusikan,
menulis dan mempresentasikan tentang tanggapan keragaman jenis, bentuk ,
fungsi dan makna karya seni rupa terapan
daerah setempat.
2.
Siswa mampu membuat sketsa dan
menggambar gambar benda silindris dan kubistis dari
karya seni rupa terapan daerah setempat.
3.
Siswa
mampu membuat disain benda pakai dengan teknik dan corak dan menentukan ukuran,
bahan dan teknik pembuatan benda pakai daerah setempat.
4.
Membuat
benda pakai dengan memanfaatkan teknik
seni kriya dan membuat hiasan
pada benda pakai dengan corak seni rupa
daerah setempat
5.
Membuat
tanggapan tertulis dalam bentuk kliping tentang keunikan gagasan dan teknik karya
seni rupa terapan daerah
6.
Membuat
sketsa dan menggambar teknik corak bentuk topeng dari daerah
setempat.
Apresiasi
dalam kegiatan pembelajaran suatu penilaian terhadap suatu karya seni, baik itu
dengan mengenali amupun menilai karya seni
Untuk
melaksanaan pembelajaran apresiasi seni rupa, guru dapat melakukan
kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:
1.
mempelajari
seni rupa melalui sumber-sumber seperti buku pelajaran, Koran, majalah, film
(Pertunjukan) dan lain sebagainya
termasuk pemanfaatan kerajinan daerah setempat.
2.
Mengenali
dan menilai jenis-jenis, bentuk, fungsi, corak ragam hias karya seni rupa
terapan daerah setempat
3.
Mengenali
dan menilai pembuatan dan ragam hias topeng seni rupa terapan daerah setempat.
Persentase
local, nasional dan internasional.
Menurut kelompok
kami Persentase local dari kurikulum KTSP Seni Budaya kurang lebih 80%, karena
pada struktur kurikulum KTSP lebih dominan dan lebih menekankan keragaman dan karakteristik daerah
lingkungan. Untuk 20 % persentasi nasional dan internasional sebagai
perbandingan dan menambah wawasan tentang daerah lingkungan luar. Misalnya : Potensi lokal daerah Jepara, sebagai produsen ukiran
kayu, dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran seni budaya (seni
rupa).
Pertanyaan dan jawaban
1.
Pertanyaan
1, oleh Kusuma Dewi
Apakah ada jalan untuk mewadahi anak-anak agar mengetahui
seni dari dari luar daerah mereka?, jika ada, melalui apakah guru atau staf
pengajar mewadahi hal tersebut?
Jawaban, Oleh kelompok :
Ada,
a.
Dengan
cara memberi media dan bahan ajar lainnya yang bersangkutan dengan daerah luar,
seperti buku pelajaran, koran, majalah,kliping, brouwsing mengenai seni dari
luar daerah setempat.
b.
Dengan
cara ”study banding” mengunjungi daerah tempat lainnya, biasanya setiap tahun
sekali beberapa sekolah mengadakan ”study banding” ke tempat daerah lain dan
kegiatan itu digunakan untuk menambah pengalaman dan wawasan tentang seni
daerah luar.
2.
Pertanyaan
2, oleh Nurul iman
Apakah yang dimaksud dengan CTL?
Jawaban,
oleh kelompok
Metode
CTL ( Constextual Teaching and Learning)
Sebuah
kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menetapkan ketujyh prinsip
tersebut dalalm pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja,
bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaanya (Depdiknas, 2002)
Secara
garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut :
1. Kontruktivisme
( Contruktivism), kembangkan pemilkiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan car tersendiri, dan mengkrontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
2. Inkuiri
(inquiry), laksanakan sejauh mungkin inkuiri utuk semua topik.
3. Bertanya
(Questioning), kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Masyarakat
Belajar ( Learning Community), ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelmpok-kelompok).
5. Pemodelan
( modeling), hadirkan model sebagai contoh pemodelan.
6. Refleksi
( Reflection), lakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Petemuan
sebenarnya (Aubentic Assement), lakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara.
3.
Pertanyaan
3, Oleh Kholilolloh
Misalnya beberapa desa yang memiliki karya seni untuk
anak-anak seperti pedang-pedangan, pistol pistolan dan mainan anak lainnya,
dengan menggunakan benda yang mudah
didapat ( Bahan Alami). Apakah karya seni tersebut bisa digunakan untuk kompetensi
dasar?
Jawaban, oleh kelompok
Mainan anak-anak seperti pedang-pedangan dan pistol-
pistolan maupun mainan lainnya yang terbuat dari bahan alami, bahan alami yang
digunakan dalam pembuatan mainan tersebut akan berasal dari tempat daerah anak-anak
bermain. Dalam kegiatan bermain biasanya anak-anak sering membuat alat mainan
tersebut dengan bahan-bahan yang ada di daerah tempat tinggalnya. Misalnya
pelepah pisang, kayu dan lain sebagainya. Jadi bisa dikatakan bahwa mainan yang
digunakan anak tersebut termasuk dalam kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang
ada dalam kajian diatas merupakan kajian yang berhubungan dengan karya seni
rupa daerah setempat.
4.
Pertanyaan
4 oleh Komang Juliawan.
Apakah sumber KTSP SMP berasal dari sekolah atau dari
nasional?
Jawaban oleh kelompok
Pengembangan silabus disusun dibawah supervise
dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan untuk SD dan
SMP,dan dinas profensi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA
dan SMK.
5.
Pertanyaan
5 oleh Dwitra N. Artista
Apakah tujuan pemilihan kesenian daerah untuk
pembelajaran hanya untuk orang luar yang berdomisili disekitar sekolah
tertentu, apakah supaya sekedar tahu dan apakah ada kelanjutan untuk daerah
lainnya?
Jawaban oleh kelompok
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
memiliki stressing yang berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Perbedaan tersebut terlihat pada penekanan keragaman potensi dan karakteristik
daerah dan lingkungan. Dalam Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah dinyatakan bahwa: Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan
keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
Maka dari itu orang luar yang belajar di daerah
dalam, maka orang tersebut harus menyesuaikan kesenian daerah tempat. Apalagi
seni budaya termasuk dalam pelajaran muatan local, untuk mencari perbedaan
maupun perbandingan yang pastinya membutuhkan daerah luar untuk pemahaman
tambahan akan tetapi pendidikan lingkungan daerah yang lebih dominan diajarkan.
6.
Pertanyaan
6, oleh Rido Amriadi
Apakah KTSP yang dijelaskan tadi, hanya berlaku dan
diterapkan untuk satu daerah lingkungan
sekolah?
Jawaban oleh kelompok:
Sama halnya dengan jawaban pada pertanyaan no. 5, KTSP
lebih menekankan keragaman dan karakteristik daerah lingkungan. Muatan lokal menjadi salah satu isi KTSP, ia
tidak saja dalam wujud pokok bahasan tetapi sampai pada mata pelajaran baru.
Ini dalam rangka menciptakan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Membangun
keunggulan lokal yang berdaya saing global boleh dikatakan merupakan merek dari
KTSP. Jadi KTSP hanya berlaku pada masing-masing daerah itu sendiri.
7.
Pertanyaan
7 oleh Destiara Aulia Citra
Bagaimana cara kerja KTSP SMP dalam proses mengajar yang
dilihat dari pembagian struktur kurikulum, mata pelajaran dan beban pelajar.?
Jawaban oleh kelompok.
Untuk strukur kurikulum KTSP SMP tidak ada
bedanya dengan struktur kurikulum SD dan SMA, yang membedakan hanya pada
pembagian Jam Mata pelajaran. Dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran
dan berdasarkan struktur kurikulum yang
terkait telah sesuai dengan alokasi waktu yang telah di tentukan secara umum
yaitu: Agama 2 jam, PKN 2 jam, Bahasa Indonesia 4 jam, Bahasa Inggris 4 jam,
Matematika 4 jam, IPA 4 jam , IPS 4 jam, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2 jam,
Keterampilan 2 jam, Muatan Lokal 2 jam dan jam wajib tambahan 4 jam. Kelebihan
dari KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan
kurang lebih 20 % di banding dengan kurikulum 2013. KTSP mempunyai (32 jam
wajib +4 jam tambahan), sedangkan kurikulum 2013 (38 jam wajib + 2 jam
tambahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar